Sabtu, 09 Januari 2016

Tagged Under:

Sumber Mendapatkan Buku untuk Koleksi Perpustakaan Pribadi

Share


Bagi saya, kegiatan membaca buku dan mengoleksi buku yang saya beli merupakan cara saya menginvestasikan masa depan. Karena, ilmu yang terkandung pada buku menjadi sarana untuk memperkaya potensi kita sekaligus dimanfaatkan menjadi sumber referensi bagi yang suka menulis. Kan gak selamanya ngandalkan pengalaman, maklum masih hijau. Apalagi kalau kesempatan jalan-jalan untuk kepentingan tertentu yang bisa dibilang sangat langka bagi orang yang tidak kaya raya!

Sebagai orang yang tinggal di pedalaman Lampung, tentu untuk mendapatkan toko buku berkualitas harus berjuang menempuh waktu selama 2 jam untuk mencapai toko buku (alhamdulillah sudah pernah kesana naik mobil travel). tapi masalahnya, harga buku itu sangaaaat mahal bagi kantong penghasilan pas-pasan, sehingga hanya bisa membeli 1 buku.

Ya udah, untuk memperoleh buku, saya akan beri sumber mendapatkan buku untuk koleksi perpustakaan pribadi. Apa saja yaa?

1. Bazaar buku

Bazaar buku adalah salah satu tujuan saya utama untuk mendapatkan buku dengan harga miring. Biasanya buku-buku yang dijual ‘kan beragam. Tentu, saya mendahulukan kota terdekat mana yang menggelar bazaar buku. beruntung, kampung saya berdekatan dengan kota kecil di Lampung yang berjuluk Kota Pendidikan itu. Jadi, saya bisa membeli beberapa buku yang saya suka, dengan harga murah. Gak cukup di satu lokasi, tahun kemarin kota tersebut juga menggelar bazaar buku lainnya di lokasi berbeda. Lumayan, bisa menambah variasinya, terlebih dalam memburu buku-buku berkualitas.

Puas dengan satu bazaar buku di satu kota saja? Ya gak dong! Kalau ada bekal, saya usahakan deh, datang ke bazaar buku yang diadakan toko buku ternama di Bandar Lampung, baik di Kedaton maupun di Raden Intan. selain bisa leluasa membeli buku bermutu lebih banyak lagi, ya sekalian refreshing lah... maklum, saya jarang berkunjung ke sana sih....

Bagi saya, bazaar buku itu bagaikan taman-taman surga! Taman-taman yang dijadikan obyek wisata untuk melepas penat dan menyegarkan diri. Saya juga sebenarnya suka travelling, tetapi mengingat jalan-jalan itu menghabiskan banyak biaya dan ditengah penghasilan yang berkecukupan, ya satu-satunya berwisata “murah” ya di mall dan toko buku, itupun kalau ada bazaar dan ada uang banyaak.... pokoknya, memborong buku itu sangat asyik, sekaligus berwisata edukasi!

2. Toko Buku / Situs Belanja Online



Saya juga terkadang memesan buku di situs belanja online. Pernah saya beli buku terbitan baru, tapi pada umumnya saya berburu buku berkualitas terbitan lama yang persediaannya terbatas. Buku tentang Kompasiana, komik Islami Hijabo Comic, buku sejarah-biografi Putri Masako yang sedang saya pesan itu belinya lewat online. Kecuali Hijabo Comic, buku-buku terbitan lama tersebut sudah tidak dijual lagi di toko buku. kalau mau bela-belain di toko buku demi beli buku lawas tersebut, percuma saja! Mending cari persediaannya, pesan bukunya, bayar, barang diantarkan, selesai.

3. Pesan lewat Penulisnya Langsung

Saya jarang sekali pesan buku lewat penulis. Pertama kalinya pas lagi promo-promonya, saya tertarik banget sama isi bukunya. Terus pesan deh sama penulisnya. Kedua, karena persediaan buku biografi Brian sudah habis, maklum terbitan lama. Kalau beli di toko buku fisik, habis juga. Gak ketemu! Kabar gembiranya, buku tersebut masih ada lho sama penulisnya, seperti memberi harapan baru saja. Ya udah langsung pesan, bayar, dan akhirnya barang diantarkan sampai ke rumah! Alhamdulillaaah....

4. Hadiah dan Beli dari Ikutan bedah atau talkshow buku

                                      

Talkshow dan bedah buku bersama penulis terkenal dan orang-orang berprestasi, selain bisa dijadikan ide untuk mereportase, juga bisa mendapatkan hadiah buku kalau kita rajin bertanya. Gratis lagi!

Nah, inilah yang saya rasakan. Ketika saya mengikuti talkshow buku Inilah Saatnya untuk Action bersama Dominic Brian dan saya bertanya tentang kegalauan menulis ketika menulis di Kompasiana. Gara-gara pertanyaan tersebut, saya mendapatkan dua hadiah buku lama yang menurut saya sangaaaat bermanfaat. tapi yang satunya masih di Palembang, dipinjam saudara, hehe :D. Tapi , kalau saya sudah beli, ya ikhlasin aja deh, dikasih pada kerabat itu!

Ternyata, apa yang saya lakukan tadi terlihami dengan apa yang pernah saya baca di artikel bedah buku. kalau mau dapat hadiah buku, rajin-rajinlah bertanya! Kalau hadiah bukunya lagi pas di hati, alhamdulillah, kalau gak, bisa ditaruh di ruang khusus, untuk dijual atau dibagikan pada yang membutuhkan.

Dan, jika buku yang sedang dibedah itu saya sukai dan cocok setelah mendengarkan isi bukunya, saya juga beli bukunya lho! Gratisnya lagi, bisa mendapat tanda tangan dari penulisnya langsung!

5. Pemberian dari seseorang atau pihak tertentu

                                 

Ya, begitulah keuntungan saya menulis di blog sosial. Tulisan-tulisan saya bisa dimuat di buku keroyokan. Artinya, yang nulis bakal kebagian buku tersebut. Buku Sehangat Matahari Pagi adalah salah satu contohnya. Karena saya menulis tentang sosok tertentu, jadinya ya ikut dimuat. Oh ya, saya juga mendapatkan buku inspiratifnya juga lho! Lumayan lah...

6. Beli di toko buku secara langsung

Ada beberapa buku yang dibeli di toko buku secara langsung. Tapi, belinya pas lagi butuuuh banget untuk dibaca dan keuangan sedang mendukung. Ya itu tadi, harga buku di Indonesia gak terjangkau. Mahal. Hanya orang kaya yang bisa beli buku banyaak, hehe :D

Ya udah, itulah enam sumber mendapatkan buku untuk mengisi perpustakaan pribadi saya. Kalau kalian, biasanya mendapatkan buku lewat apa? Semoga buku yang kita punya bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain....

Salam hangat dan sampai jumpa lagi!

1 komentar:

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini